Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
Senin, 20 Desember 2010

Empat Belas Masalah Lansia




 Untuk dapat menikmati masa tua yang bahagia, agar dapat  mengurangi bahkan menghindari Empat Belas Masalah Lansia dimaksud,  diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu :memiliki uang yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, memiliki tempat tinggal yang layak, mempunyai  peranan di dalam menjalani masa tuanya.
Masalah pada lanjut usia (lansia) pada umumnya berbeda dengan pada dewasa muda, karena  masalah pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang timbul akibat proses menua. Proses ini menyebabkan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap penyakit  dan memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya. Demikian kata dr Pirma Siburian Sp PD, pemerhati masalah kesehatan lansia.
 Menurut Robert Kane dan Joseph Ouslander , penulis buku “ Essentials of Clinical Geriatrics” , Permasalahan Lansia sering disebut dengan istilah 14 I.
Keempat belas I tersebut adalah : Immobility,  Instability, Incontinence, Intellectual impairment, Infection, Impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin integrity, Impaction, Isolation, Inanition, Impecunity, Iatrogenesis, Insomnia, Immune deficiency, and  Impotence.
1. Immobility (kurang bergerak): gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah.

2. Instability (berdiri dan berjalan tidak stabil dan mudah jatuh). Akibat jatuh pada lansia pada umumnya adalah kerusakan bahagian tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, seperti  patah tulang, cedera pada kepala.
Penyebab instabilitas dapat berupa faktor intrinsic, hal-hal yang berkaitan dengan keadaan fisik tubuh penderita karena proses menua; dan faktor ekstrinsik yang berasal dari luar tubuh seperti obat-obat tertentu dan faktor lingkungan.
3. Incontinence (beser buang air senil). Keluarnya air seni tanpa disadari, semakin banyak dan sering, mengakibatkan masalah kesehatan atau lingkungan, khususnya lingkungan keluarga.. Untuk menghindari ini, lansia sering mengurangi minum. Upaya ini justru menyebabkan lansia kekurangan cairan tubuh dan juga berkurangnya kemampuan kandung kemih dalam menjalankan fungsinya.
4. Intellectual impairment (gangguan intelektual/dementia). Gangguan intelektual merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat.
Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60 sampai 85 tahun atau lebih, yaitu kurang dari 5 % lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami dementia (kepikunan berat) sedangkan pada usia setelah 85 tahun kejadian ini meningkat mendekati 50 %. Salah satu hal yang dapat menyebabkan gangguan interlektual adalah depresi.
5. Infection (infeksi). Kekurangan gizi, kekebalan tubuh:yang menurun adalah penyebab utama lansia mudah mendapat penyakit infeksi . Selain itu berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang,  faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.
6. Impairment of vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin integrity (gangguan pancaindera, komunikasi, daya pulih, dan kulit). Akibat proses menua semua fungsi pancaindera dan otak  berkurang. Demikian juga gangguan pada saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkn terganggunya komunikasi, daya pulih  terhadap penyakitpun berkurang sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak
7. Impaction (sulit buang air besar). Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya ini adalah kurangnya gerakan fisik, makanan yang kurang mengandung serat, kurang minum, akibat obat-obat tertentu dan lain-lain.
Akibatnya, pengosongan isi usus menjadi sulit terjadi atau isi usus menjadi tertahan. Pada konstipasi, kotoran di dalam usus menjadi keras dan kering, dan pada keadaan yang berat dapat terjadi akibat yang lebih berat berupa penyumbatan pada usus disertai rasa sakit pada daerah perut.
8. Isolation (depresi), perubahan status sosial, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian sosial serta perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu munculnya depresi pada lansia.
Namun demikian, sering sekali gejala depresi menyertai penderita dengan penyakit-penyakit gangguan fisik, yang tidak dapat diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya, karena gejala-gejala depresi yang muncul seringkali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua yang normal ataupun tidak khas.
Gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatian, kurangnya minat, hilangnya kesenangan yang biasanya dinikmati, menyusahkan orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, merasa bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan gejala-gejala fisik lainnya.
Gejala ini dapat pula berupa depresi terselubung, yaitu yang timbul  hanya gangguan fisik seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggang, gangguan pencernaan dan lain-lain, sedangkan gangguan perasaan dan lain-lain  tidak jelas.
9. Inanition (kurang gizi ), kekurangan gizi dapat disebabkan ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi. Terutama karena  isolasi sosial (terasing dari masyarakat), gangguan pancaindera, kemiskinan, hidup seorang diri.
10. Impecunity (tidak punya uang),  dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan mental akan berkurang secara perlahan-lahan, yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya sehingga tidak dapat memperoleh  penghasilan.
Untuk dapat menikmati masa tua yang bahagia kelak diperlukan paling sedikit tiga syarat, yaitu :memiliki uang yang diperlukan yang paling sedikit dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, memiliki tempat tinggal yang layak, mempunyai  peranan di dalam menjalani masa tuanya.
11. Iatrogenesis (menderita penyakit akibat obat-obatan), masalah yang sering terjadi  adalah menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang banyak, apalagi penggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter. Hal ini  dapat menyebabkan timbulnya suatu  penyakit akibat pemakaian berbagai macam obat.   
12. Insomnia (gangguan tidur), berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh para lansia, yakni  sulit tidur, tidur tidak nyenyak, tidurnya banyak mimpi mudah terbangun, ,  jika terbangun sukar tidur kembali, terbangun dinihari, lesu setelah bangun dipagi hari.

13. Immune deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), daya tahan tubuh yang menurun selain disebabkan karena  proses menua, tetapi dapat pula  karena berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama atau baru diderita. Selain itu dapat juga disebabkan penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan fungsi organ-organ tubuh dan lain-lain.
14. Impotence (impotensi). merupakan ketidakmampuan untuk mencapai dan atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan sanggama yang memuaskan.
Penyebab disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik karena proses menua maupun penyakit, dan juga berkurangnya sel-sel otot polos yang terdapat pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin pria terhadap rangsangan.


0 komentar:

Posting Komentar

STIKES HANGTUAH SURABAYA

STIKES HANGTUAH SURABAYA

ANTONIUS CATUR S Skep., Ns

ANTONIUS CATUR S Skep., Ns

foto dengan lansia

foto dengan lansia